Berita
31-08-2021
Siapkan Langkah Strategis, Wakil Wali Kota Blitar Ikuti Pembekalan Kepemimpinan Pemerintahan Bersama Berbagai Menteri.
Setelah Wali Kota, kini giliran Wakil Wali Kota yang mengikuti pembekalan kepemimpinan secara virtual melalui zoom meeting, di Ruang Kerja Wakil Wali Kota, Selasa 31 Agustus 2021. Tjutjuk Sunario-Wakil Wali Kota Blitar menjelaskan, pembekalan kepemimpinan ini dilakukan untuk menyiapkan berbagai langkah strategis, saat dimasa dan pasca pandemi Covid-19. Dengan megikuti arahan dari Menteri Pertahanan, Menteri Kesehatan, Menko Perekonomian serta Menteri Koperasi dan UKM, Tjutjuk menjelaskan saat ini seluruh wilayah tengah mengupayakan ketahanan nasional. Selain itu pencegahan pandemi serta penanganan ekonomi disemua wilayah juga menjadi pembahasan dalam pembekalan ini. Untuk Kota Blitar sendiri Tjutjuk menilai saat ini perkeonomian diwilayahnya sudah mulai menunjukkan progress. Menurutnya, perlu adanya campur tangan dan dukungan dari semua pihak. Apa lagi dengan potensi UMKM yang beragam, dinilai mampu meningkatkan lagi perokonomian di Kota Blitar. Upaya lainnya bisa diwujudkan melalui Koperasi Modern dan memfasilitasi pedagang untuk tetap berjualan dengan tertib meski ditengah penerapan PPKM. “Kita hari ini mengikuti pembekalan kepemimpinan yaa, dari 4 Kementerian hari ini. Yang jelas kita siapkan berbgai lagkah strategis penanganan Covid-19, baik saat maupun pasca yaa. Kita juga bahas pemulihan ekonomi, dan semua wilayah ini sedang berupaya menjaga ketahanan nasional.” Tjutjuk meminta agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya dengan menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya juga memastikan Pemkot Blitar terus berupaya agar kesejahteraan masyarakat bisa terwujud meski ditengah pandemi Covid-19. (fik).
Setelah Wali Kota, kini giliran Wakil Wali Kota yang mengikuti pembekalan kepemimpinan secara virtual melalui zoom meeting, di Ruang Kerja Wakil Wali Kota, Selasa 31 Agustus 2021. Tjutjuk Sunario-Wakil Wali Kota Blitar menjelaskan, pembekalan kepemimpinan ini dilakukan untuk menyiapkan berbagai langkah strategis, saat dimasa dan pasca pandemi Covid-19. Dengan megikuti arahan dari Menteri Pertahanan, Menteri Kesehatan, Menko Perekonomian serta Menteri Koperasi dan UKM, Tjutjuk menjelaskan saat ini seluruh wilayah tengah mengupayakan ketahanan nasional. Selain itu pencegahan pandemi serta penanganan ekonomi disemua wilayah juga menjadi pembahasan dalam pembekalan ini. Untuk Kota Blitar sendiri Tjutjuk menilai saat ini perkeonomian diwilayahnya sudah mulai menunjukkan progress. Menurutnya, perlu adanya campur tangan dan dukungan dari semua pihak. Apa lagi dengan potensi UMKM yang beragam, dinilai mampu meningkatkan lagi perokonomian di Kota Blitar. Upaya lainnya bisa diwujudkan melalui Koperasi Modern dan memfasilitasi pedagang untuk tetap berjualan dengan tertib meski ditengah penerapan PPKM. “Kita hari ini mengikuti pembekalan kepemimpinan yaa, dari 4 Kementerian hari ini. Yang jelas kita siapkan berbgai lagkah strategis penanganan Covid-19, baik saat maupun pasca yaa. Kita juga bahas pemulihan ekonomi, dan semua wilayah ini sedang berupaya menjaga ketahanan nasional.” Tjutjuk meminta agar masyarakat tetap menjalankan aktivitas seperti biasanya dengan menerapkan protokol kesehatan. Pihaknya juga memastikan Pemkot Blitar terus berupaya agar kesejahteraan masyarakat bisa terwujud meski ditengah pandemi Covid-19. (fik).
31-08-2021
Persiapan Rampung, Wali Kota Blitar Sebut GOR Soekarno Hatta Siap Dimanfaatkan Rumah Sakit Lapangan Penanganan Covid-19.
Wali kota Blitar, Drs. H. Santoso,M.Pd monitoring kesiapan GOR Soekarno Hatta yang direncanakan menjadi extention RSUD Mardi Waluyobdan Rumah sakit lapangan penanganan Covid-19. Monitoring dilakukan bersama dengan Kepala Bakesbangpol dan PBD, Dinas PUPR dan Camat Sananwetan Kota Blitar Selasa, (31/08/ 2021) Wali Kota Blitar usai monitoring menjelaskan persiapan GOR Soekarno Hatta sebagai extension RSUD Mardi Waluyo sudah rampung sehingga sudah bisa digunakan untuk merawat paisen Covid-19 yang bergejala ringan hingga sedang. Nantinya kepengurusan extension ini berada di bawah naungan RSUD Mardi Waluyo. Namun masih ada beberapa sarana prasana yang harus dilengkapi, seperti tabung oksigen, infus, dan lainnya. Sedangkan untuk penambahan tenaga kesehatan yang bertugas juga sudah diakomodir Dinas Kesehatan Kota Blitar. Meski demikian, Santoso tetap berharap tidak ada lonjakan Covid-19 di wilayahnya, sehingga pemanfaatan Rumah Sakit Lapangan tidak sampai terjadi. “Hari ini kita lakukan monitoring GOR yang sudah siap digunakan sebagai extension RSUD Mardi Waluyo. Tapi yaa kita harapkan jangan sampai terjadi yaa, kita mintanya semoga tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.” Diberitakan sebelumnya, untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19, Pemkot Blitar memanfaatkan GOR Soekarno Hatta sebagai rumah sakit lapangan atau extension RSUD Mardi Waluyo. Total ada 48 bed disiapkan untuk pasien Covid-19. (fik).
Wali kota Blitar, Drs. H. Santoso,M.Pd monitoring kesiapan GOR Soekarno Hatta yang direncanakan menjadi extention RSUD Mardi Waluyobdan Rumah sakit lapangan penanganan Covid-19. Monitoring dilakukan bersama dengan Kepala Bakesbangpol dan PBD, Dinas PUPR dan Camat Sananwetan Kota Blitar Selasa, (31/08/ 2021) Wali Kota Blitar usai monitoring menjelaskan persiapan GOR Soekarno Hatta sebagai extension RSUD Mardi Waluyo sudah rampung sehingga sudah bisa digunakan untuk merawat paisen Covid-19 yang bergejala ringan hingga sedang. Nantinya kepengurusan extension ini berada di bawah naungan RSUD Mardi Waluyo. Namun masih ada beberapa sarana prasana yang harus dilengkapi, seperti tabung oksigen, infus, dan lainnya. Sedangkan untuk penambahan tenaga kesehatan yang bertugas juga sudah diakomodir Dinas Kesehatan Kota Blitar. Meski demikian, Santoso tetap berharap tidak ada lonjakan Covid-19 di wilayahnya, sehingga pemanfaatan Rumah Sakit Lapangan tidak sampai terjadi. “Hari ini kita lakukan monitoring GOR yang sudah siap digunakan sebagai extension RSUD Mardi Waluyo. Tapi yaa kita harapkan jangan sampai terjadi yaa, kita mintanya semoga tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.” Diberitakan sebelumnya, untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19, Pemkot Blitar memanfaatkan GOR Soekarno Hatta sebagai rumah sakit lapangan atau extension RSUD Mardi Waluyo. Total ada 48 bed disiapkan untuk pasien Covid-19. (fik).
31-08-2021
Gotong Royong Untuk Kesehatan Warga, Kota Blitar Optimalkan Kepesertaan JKN-KIS
Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menjadi salah satu komitmen Pemerintah dalam mewujudkan jaminan sosial bagi masyarakat, baik untuk jangka pendek atau jangka panjang. Sejak hadir pada tahun 2014 lalu, banyak masyarakat yang mulai merasakan manfaat dari program ini. Bahkan, Pemerintah Pusat hingga daerah saling gotong royong, melibatkan jajaran stake holder untuk mensukseskan JKN-KIS. Silvia, warga Kelurahan Kepnajenkidul Kota Blitar adalah satu diantara jutaan warga yang merasakan manfaat penggunaan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) BPJS Kesehatan. Setelah Ibunya jatuh dan mengalami kerusakan pada tulang selangkangan, sehingga mengharuskan operasi besar dilakukan. Dengan estimasi biaya operasi sebesar 25 juta rupiah, tentu membuatnya merasa terbebani secara financial. Dengan menjadi peserta dan rutin membayar iuran JKN-KIS, menjadi keputusan yang tepat. Karena mampu meringankan beban sehingga operasi dapat dilakukan dan ibunya bisa sehat kembali. “Tahun 2017 ibu saya jatuh yaa, dan mengalami kerusakan di tulang selangkangan yang mengharuskan operasi dengan estimasi biaya 25 juta rupiah. Kalau ikut kepesertaan BPJS kan kita ngga keluar biaya sama sekali. Bayangkan, betapa ringannya dan dimudahkan dengan BPJS.” Tak hanya Silvia, Erma Ayu warga Kelurahan Blitar Kota Blitar juga ikut merasakan manfaat Kartu JKN-KIS BPJS yang dimilikinya. Saat melahirkan secara caesar dokter mengestimasi biaya operasi sebesar 15 juta rupiah karena ada gangguan pada kandungannya. Sementara dengan keseharian jualan Es dan Jajanan Gorengan, sulit baginya untuk memperoleh dana sebesar itu. Namun dengan menggunakan BPJS, Erma tak perlu merogoh kocek sebesar itu untuk menyambut buah hatinya. Ia juga terkesan dengan pelayanan dokter dan seluruh tenaga kesehatan yang melayaninya. “Saya pernah memakai BPJS pas lahiran caesar, waktu itu biayanya sekitar 15 jutaan yaa. Dan saya pakai BPJS ini karena saya rasa sangat membantu. Kalau doketr dan rumah sakit, saya mengalami sendiri merasakan sendiri, tidak ada bedanya. Pelayanannya sama dengan umum.” Ya, pelayanan rumah sakit untuk pengguna BPJS sama, tidak ada perbedaan dan sesuai dengan aturan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar misalnya. Sejak awal tahun 2014 berkomitment untuk melayani pengguna BPJS. Hingga kini, 90 persen pasien yang datang merupakan pengguna BPJS. Dalam sehari, Rumah sakit type B di Kota Blitar ini mampu melayani 500 pasien asal Kabupaten dan Kota Blitar. Bahkan saat pandemi Covid-19, layanan diupauak berjalan meski jumlah pasien yang datang berobat hanya mencapai 300-an dalam sebulan. Sesuai dengan aturan, pelayanan di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar meliputi rawat jalan, rawat inap, hingga merujuk ke Rumah Sakit lain jika memang diperlukan. Demikian disampaikan dr. Herya Putra Dharma-Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar ini. “Kalau di Kota Blitar BPJS mulai 2014 dan kita langsung ya ikuti, kita layani. Waktu itu hanya Mardi Waluyo yaa sampai sekarang kita tidak pernah putus. Kita lakukan pelayanan sesuai dengan aturan. Kita sangat komitment untuk menangani semua warga ya baik Kota maupun Kabupaten yang menggunakan BPJS.” Komitment ini juga selaras dengan BPJS Cabang Kediri yang terus menjalin koordinasi dengan Pemerintah Kota Blitar. Hernina Agustin Arifin-Kepala BPJS Cabang Kediri mengatakan, sampai saat ini pengguna BPJS terus mengalami peningkatan. Bahkan, dibanding daerah lain dibawah kewenangannya, Kota Blitar menjadi daerah dengan pengguna BPJS Kesehatan tertinggi yaitu 96,87 persen dari jumlah penduduk. Hernina mengatakan Kota Blitar bisa menjadi contoh bagi wilayah lain karena sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC), Kota dengan kepedulian kesehatan masyarakat yang tinggi. “Untuk Kota Blitar sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC) ya. Artinya dari total penduduk, sebanyak 95 persen lebih penduduknya sudah terdaftar kepesertaan JKN. Ini artinya kepedulian warga dengan kesehatan sangat tinggi.” Keseriusan Pemerintah Kota untuk mendukung program JKN-KIS, salah satunya diwujudkan dalam forum komunikasi BPJS yang terus dilaksanakan tiga bulan sekali. Pemkot Blitar tak ingin kecolongan dan memastikan pelayanan kesehatan warga berjalan semestinya. Jumlah pengguna JKN-KIS pun diupayakan merata sehingga layanan kesehatan bagi masyarakat benar-benar terjamin. Priyo Suhartono-Sekretaris Daerah Kota Blitar menyebut, saat ini Kota Blitar masuk lima besar pengguna BPJS tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Dari total penduduk 158.313 jiwa, sebanyak 153.358 jiwa sudah terdaftar sebagai pengguna JKN-KIS BPJS. Mayoritas Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD sebanyak 65.657 jiwa, dan PBI APBN sebanyak 28.417 jiwa. Sementara sisanya anggota JKN-KIS dari Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah, dan Bukan Bekerja. Ajakan untuk mensukseskan JKN-KIS tidak hanya diserukan pada masyarakat umum, lembaga pemerintah, hingga perusahaan swasta pun diminta turut andil dan peduli dengan kesehatan masyarakat. “Alhamdulillah Kota Blitar masuk 5 besar se Jawa Timur untuk kepesertaan masyarakatnya. Karena kita sudah 96,87 persen suddah terjamin di BPJS untuk kesehatannya. Kita juga terus berupaya agar yang belum ikut ini untuk ikut BPJS juga. Kita juga selalu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Apa lagi yang perusahaan swasta atau lembaga pemerintah ini kalau iurannya tertib kan bisa membantu sesama.” Jika karyawan swasta hingga pegawai lembaga pemerintahan rutin membayar iuran, maka akan dapat membantu sesama. Membantu Silvia dan Erma lainnya. Rapatkan tangan, kita saling menguatkan. Masifkan Gotong Royong, agar semua Tertolong.(fik)
Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) menjadi salah satu komitmen Pemerintah dalam mewujudkan jaminan sosial bagi masyarakat, baik untuk jangka pendek atau jangka panjang. Sejak hadir pada tahun 2014 lalu, banyak masyarakat yang mulai merasakan manfaat dari program ini. Bahkan, Pemerintah Pusat hingga daerah saling gotong royong, melibatkan jajaran stake holder untuk mensukseskan JKN-KIS. Silvia, warga Kelurahan Kepnajenkidul Kota Blitar adalah satu diantara jutaan warga yang merasakan manfaat penggunaan kartu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS) BPJS Kesehatan. Setelah Ibunya jatuh dan mengalami kerusakan pada tulang selangkangan, sehingga mengharuskan operasi besar dilakukan. Dengan estimasi biaya operasi sebesar 25 juta rupiah, tentu membuatnya merasa terbebani secara financial. Dengan menjadi peserta dan rutin membayar iuran JKN-KIS, menjadi keputusan yang tepat. Karena mampu meringankan beban sehingga operasi dapat dilakukan dan ibunya bisa sehat kembali. “Tahun 2017 ibu saya jatuh yaa, dan mengalami kerusakan di tulang selangkangan yang mengharuskan operasi dengan estimasi biaya 25 juta rupiah. Kalau ikut kepesertaan BPJS kan kita ngga keluar biaya sama sekali. Bayangkan, betapa ringannya dan dimudahkan dengan BPJS.” Tak hanya Silvia, Erma Ayu warga Kelurahan Blitar Kota Blitar juga ikut merasakan manfaat Kartu JKN-KIS BPJS yang dimilikinya. Saat melahirkan secara caesar dokter mengestimasi biaya operasi sebesar 15 juta rupiah karena ada gangguan pada kandungannya. Sementara dengan keseharian jualan Es dan Jajanan Gorengan, sulit baginya untuk memperoleh dana sebesar itu. Namun dengan menggunakan BPJS, Erma tak perlu merogoh kocek sebesar itu untuk menyambut buah hatinya. Ia juga terkesan dengan pelayanan dokter dan seluruh tenaga kesehatan yang melayaninya. “Saya pernah memakai BPJS pas lahiran caesar, waktu itu biayanya sekitar 15 jutaan yaa. Dan saya pakai BPJS ini karena saya rasa sangat membantu. Kalau doketr dan rumah sakit, saya mengalami sendiri merasakan sendiri, tidak ada bedanya. Pelayanannya sama dengan umum.” Ya, pelayanan rumah sakit untuk pengguna BPJS sama, tidak ada perbedaan dan sesuai dengan aturan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo Kota Blitar misalnya. Sejak awal tahun 2014 berkomitment untuk melayani pengguna BPJS. Hingga kini, 90 persen pasien yang datang merupakan pengguna BPJS. Dalam sehari, Rumah sakit type B di Kota Blitar ini mampu melayani 500 pasien asal Kabupaten dan Kota Blitar. Bahkan saat pandemi Covid-19, layanan diupauak berjalan meski jumlah pasien yang datang berobat hanya mencapai 300-an dalam sebulan. Sesuai dengan aturan, pelayanan di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar meliputi rawat jalan, rawat inap, hingga merujuk ke Rumah Sakit lain jika memang diperlukan. Demikian disampaikan dr. Herya Putra Dharma-Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar ini. “Kalau di Kota Blitar BPJS mulai 2014 dan kita langsung ya ikuti, kita layani. Waktu itu hanya Mardi Waluyo yaa sampai sekarang kita tidak pernah putus. Kita lakukan pelayanan sesuai dengan aturan. Kita sangat komitment untuk menangani semua warga ya baik Kota maupun Kabupaten yang menggunakan BPJS.” Komitment ini juga selaras dengan BPJS Cabang Kediri yang terus menjalin koordinasi dengan Pemerintah Kota Blitar. Hernina Agustin Arifin-Kepala BPJS Cabang Kediri mengatakan, sampai saat ini pengguna BPJS terus mengalami peningkatan. Bahkan, dibanding daerah lain dibawah kewenangannya, Kota Blitar menjadi daerah dengan pengguna BPJS Kesehatan tertinggi yaitu 96,87 persen dari jumlah penduduk. Hernina mengatakan Kota Blitar bisa menjadi contoh bagi wilayah lain karena sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC), Kota dengan kepedulian kesehatan masyarakat yang tinggi. “Untuk Kota Blitar sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC) ya. Artinya dari total penduduk, sebanyak 95 persen lebih penduduknya sudah terdaftar kepesertaan JKN. Ini artinya kepedulian warga dengan kesehatan sangat tinggi.” Keseriusan Pemerintah Kota untuk mendukung program JKN-KIS, salah satunya diwujudkan dalam forum komunikasi BPJS yang terus dilaksanakan tiga bulan sekali. Pemkot Blitar tak ingin kecolongan dan memastikan pelayanan kesehatan warga berjalan semestinya. Jumlah pengguna JKN-KIS pun diupayakan merata sehingga layanan kesehatan bagi masyarakat benar-benar terjamin. Priyo Suhartono-Sekretaris Daerah Kota Blitar menyebut, saat ini Kota Blitar masuk lima besar pengguna BPJS tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Dari total penduduk 158.313 jiwa, sebanyak 153.358 jiwa sudah terdaftar sebagai pengguna JKN-KIS BPJS. Mayoritas Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD sebanyak 65.657 jiwa, dan PBI APBN sebanyak 28.417 jiwa. Sementara sisanya anggota JKN-KIS dari Pekerja Penerima Upah, Pekerja Bukan Penerima Upah, dan Bukan Bekerja. Ajakan untuk mensukseskan JKN-KIS tidak hanya diserukan pada masyarakat umum, lembaga pemerintah, hingga perusahaan swasta pun diminta turut andil dan peduli dengan kesehatan masyarakat. “Alhamdulillah Kota Blitar masuk 5 besar se Jawa Timur untuk kepesertaan masyarakatnya. Karena kita sudah 96,87 persen suddah terjamin di BPJS untuk kesehatannya. Kita juga terus berupaya agar yang belum ikut ini untuk ikut BPJS juga. Kita juga selalu meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Apa lagi yang perusahaan swasta atau lembaga pemerintah ini kalau iurannya tertib kan bisa membantu sesama.” Jika karyawan swasta hingga pegawai lembaga pemerintahan rutin membayar iuran, maka akan dapat membantu sesama. Membantu Silvia dan Erma lainnya. Rapatkan tangan, kita saling menguatkan. Masifkan Gotong Royong, agar semua Tertolong.(fik)
Streaming Mahardhika FM
Streaming Youtube
Facebook Page
Twitter LPPL Mahardhika FM
Tweets by lppl_mahardhika